PENGERTIAN ORGANISASI
Berikut adalah beberapa definisi organisasi dari berbagai ahli[1]:
Menurut Stoner, organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Menurut James D. Money, organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Chester L. Bernard, organisasi merupakan suatu sistem kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sama-sama memiliki visi dan misi yang sama.
Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.
Paul Preston dan Thomas Zimmerer mengatakan bahwa “Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok, yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.” (Organization is a collection people, arranged into groups, working together to achieve some common objectives).
Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.
Berbagai literatur tentang organisasi dan manajemen telah memberikan definisi tentang organisasi, dengan berbagai cara, tergantung segi tinjauan atau pendekatannya. Pada dasarnya pengertian organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi dalam arti statis dan organisasi dalam arti dinamis.
Organisasi dalam arti statis berarti melihat organisasi sebagai suatu yang tidak bergerak/diam. Ada berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti statis, antara lain sebagai berikut[2]:
1. Organisasi dipandang sebagai wadah atau sebagai alat (tool) yang berarti:
a. Organisasi sebagai alat pencapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
b. Organisasi merupakan wadah daripada sekelompok orang (group of people) yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
c. Organisasi sebagai wadah atau tempat di mana administrasi dan manajemen dijalankan yang memungkinkan administrasi dan manajemen itu bergerak sehingga member bentuk pada administrasi dan manajemen.
2. Organisasi dipandang sebagai jaringan dari hubungan kerja yang bersifat formal seperti yang tergambar dalam suatu bagan dengan mempergunakan kotak-kotak yang beraneka ragam. Kotak-kotak tersebut memberikan gambaran-gambaran tentang kedudukan atau jabatan yang harus diisi oleh orang-orang yang memenuhi persyaratan sesuai dengan fungsi masing-masing.
3. Organisasi dipandang sebagai saluran hirarki kedudukan atau jabatan yang ada yang menggambarkan secara jelas tentang garis wewenang, garis komando, dan garis tanggung-jawab.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa organisasi dalam arti statis merupakan wadah atau tempat kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung dengan gambaran yang jelas tentang saluran hirarkhi daripada kedudukan jabatan, wewenang, garis komando dan tanggung jawab.
Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi sebagai suatu organ yang hidup, suatu organisasi yang dinamis. Memandang organisasi sebagai organism yang dinamis berarti memandang organisasi tidak hanya dari segi bentuk dan wujudnya, tetapi juga melihat organisasi itu dari segi isinya. Isi dari organisasi ialah sekelompok orang-orang yang melalukan kegiatan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan kata lain organisasi dalam arti dinamis berarti menoroti aktivitas atau kegiatan yang ada di dalam organisasi, serta segala macam aspek yang berhubungan dengan usaha pencapaian yang hendak dicapai. Dengan demikian terdapat berbagai macam pandangan tentang organisasi dalam arti dinamis, sebagai berikut:
1. Organisasi dalam arti dinamis berarti organisasi itu selalu bergerak mengadakan pembagian tugas/pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi itu.
2. Organisasi dalam arti dinamis berarti memandang organisasi itu dan segi isinya, yaitu sekelompok orang yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi dalam arti dinamis menyoroti unsure manusia yang ada di dalamnya. Manusia merupakan unsure terpenting dari seluruh unsur organisasi karena hanya manusialah yang memiliki sifat kedinamisan.
TUJUAN ORGANISASI
Tujuan organisasi secara universal adalah tercapainya semua program-program kerja yang telah ditetapkan bersama.
FUNGSI ORGANISASI
Fungsi organisasi adalah sebagai wadah atau media untuk menyusun program kerja, menyusun taktik, sebagai perkaderan, sebagai sosial-kemasyarakatan, sebagai pembinaan, penggalangan masa.
BENTUK-BENTUK ORGANISASI
a. Organisasi Lini
Bentuk organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang tegas antara pimpinan dan pelaksanaan. Peran pemimpin sangat dominan, dimana semua kekuasaan di tangan pemimpin.
b. Organisasi Staf
Dalam organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf pelaksanaan. Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan, namun staf berperan sebagai pembantu pimpinan.
c. Organisasi Lini dan Staf
Organisasi ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yaitu lini dan staf. Dalam organisasi ini staf bukan sekadar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberi perintah atau nasihat, tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasihat tersebut.
DESAIN ORGANISASI
Organisasi bukanlah sesuatu yang konkrit, karena organisasi tidak berwujud. Agar organisasi lebih kongkrit, organisasi perlu memiliki nama dan struktur organisasi. Struktur organisasi adalah cara bagaimana sesuatu itu disusun. Sesuatu yang ada dalam organisasi adalah pekerjaan-pekerjaan, dan pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi itu saling berhubungan.
Dalton E Macfarland mengatakan sebagai berikut “Organization structure we mean the pattern a network of relationships between the various positions and the positions holders.” Artinya kurang lebih, “Struktur organisasi kami artikan sebagai suatu pola jaringan hubungan antara berbagai macam jabatan dan para pemegang jabatan.” Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa struktur organisasi memperlihatkan satuan-satuan organisasi, hubungan-hubungan dan saluran-saluran wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam organisasi.
Setiap organisasi harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan organisasi ini nantinya akan menentukan struktur organisasinya. Jadi struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi-fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya. Struktur organisasi itu sendiri terdiri dari hubungan antara pekerjaan dan kelompok pekerjaan yang relative tetap dan stabil. Tujuan utama dari struktur organisasi adalah mempengaruhi perilaku individu dan kelompok guna mencapai prestasi yang efektif.[3]
Proses dimana seorang manajer/pemimpin organisasi membuat pilihan untuk memutuskan desain struktur organisasi bagaimana yang akan digunakan, disebut sebagai Desain Organisasi, dan ini juga dimaksudkan sebagai keputusan dan tindakan yang sangat sederhana, yang terdapat dalam struktur organisasi.
Dengan kata lain, Desain Organisasi adalah keputusan manajemen dan tindakan yang dihasilkan pada suatu struktur organisasi tertentu.[4] Biasanya isi dari keputusan selalu sama, dimana keputusan pertama memfokuskan pada pekerjaan individual, dua keputusan berikutnya memfokuskan pada departemen atau pengelompokan pekerjaan, keputusan keempat meninjau pada pendelegasian wewenang di seluruh struktur.
Jadi, struktur organisasi bervariasi. Tergantung atas pilihan yang dibuat oleh manajer. Ada dua model umum desain organisasi, yaitu model mekanistik dan organik .
1. Model organisasi mekanistik, yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungi pimpinan untuk mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik yaitu:
a) Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga individu dan kelompok.
b) Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan keahlian.
c) Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
d) Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical dalam sebuah organisasi.
Model mekanistik sangat efisien karena karakteristik strukturnya. Model ini sangat kompleks karena menekankan pada spesialisasi kerja, sangat disentralisasikan karena menekankan wewenang dan tanggung jawab, sangat formal karena menekankan fungsi sebagai dasar utama departementalisasi. Karakteristik dan praktek organisasi ini mendasari model organisasi yang diterapkan secara luas. Namun, model mekanistik bukan satu-satunya model yang diterapkan.
Menurut Herbert G. Hicks, organisasi tipe ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mempunyai struktur yang baik, yang dapat menggambarkan hubungan-hubungan wewenang (authority), kekuasaan, (power), akuntabilitas (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility). Struktur itu dapat pula menunjukkan saluran-saluran melalui komunikasi/tata-hubungan.
2. Memiliki spesifikasi jabatan yang jelas bagi setiap anggota.
3. Hirarki dari tujuan organisasi formal dinyatakan dengan tegas.
4. Dalam organisasi ini, masalah status, prestasi, gaji, kedudukan atau pangkat dan penghasilan diatur dan diawasi dengan baik.
5. Organisasi ini tahan lama dan direncanakan, sebab penempatannya sesuai dengan peraturan. Mereka relatif tidak fleksibel.
6. Dalam organisasi ini, keanggotaan diperoleh secara sadar, pada waktu tertentu dan umumnya terbuka.
Herbert G. Hicks, juga memberikan beberapa contoh organisasi model mekanistik, antara lain perusahan besar, pemerintah pusat dan daerah, serta universitas-universitas.
Organisasi ini juga dapat pula dilihat dari bentuk hubungan-hunbungan yang terjadi antara orang-orang dalam kelompok tersebut. Dikatakan organisasi formal apabila hubungan antara orang-orang dalam kelompok kerjasama bersifat formal, karena hubungan-hubungan formal pada umumnya diatur dalam dasar hokum pendirian organisasi/lembaga.
Sedangkan menurut salah satu sumber di internet[5], organisasi mekanistik menganut sistem tertutup. Sistem ini dasar pemikirannya banyak dipengaruhi oleh ilmuan – ilmuan fisika dan diterapkan pada suatu sistem yang mekanistis. Konsentrasinya pada hal – hal yang internal. Model ini satu – satunya model yang lama sekali mempengaruhi pemikiran dalam administrasi Negara antara lain : model Birokratis , model Hierarki , model Formal , model Rasional dan model mekanistis.
Sifat yang menonjol dari sistem tertutup adalah adanya kecendrungan yang kuat untuk bergerak mencapai keseimbangan dan entropi yang statis. Karakteristik lain yang dapat dipergunakan untuk mengenal sistem tertutup ini seperti yang dikatakan oleh Tom Burns dan G.M Stalker adalah :
1. Tugas rutin terjadi dalam keadaan yang stabil
2. Adanya pembagian tugas
3. Sarana
4. Konflik di dalam organisasi diselesaikan dari atasan
5. Pertanggungjawaban
6. Rasa tanggung jawab dan loyalitas seseorang diberikan kepada subunit birokrasi yang telah dibebankan kepadanya
7. Organisasi dipahami sebagai suatu struktur hierarki
8. Pengetahuan hanya inklusif berada pada pucuk hierarki ( pimpinan )
9. Interaksi diantara orang – orang dalam organisasi cendrung vertikal
10. Gaya interaksi diarahkan untuk mencapai kepatuhan , komando dan hubungan yang jelas antara atasan dan bawahan
11. Loyalitas dan kepatuhan pada seorang atasan dan organisasi pada umumnya sangat ditekankan
12. Prestise adalah pelekat di dalamnya , yakni bahwa kedudukan seseorang itu didalam organisasi sangat ditentukan oleh kantor dan derajat seseorang.
Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem tersebut menekankan adanya keteraturan dan keajengan seperti mesin pabrik yang bergerak berdasarkan aturannya untuk menjaga adanya kestabilan. Max Weber menyebutnya tipe ideal dari suatu organisasi. Suatu tipe ideal adalah bahwa organisasi itu berusaha untuk menjadi apa yang seharusnya terjadi.
Contoh struktur organisasi mekanik, dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Contoh kasus:
Desain Mekanistik United Parcel[6]
United Parcel Service (UPS) berkompetisi langsung dengan kantor pos AS dalam pengiriman dokumen. Meskipun kantor pos disubsidi dan tidak membayar pajak. UPS telah berhasil bersaing dengan menekankan efisiensi operasi. Keberhasilan ini dilakukan melalui kombinasi otomasi dan desain organisasi. Spesialisasi dan formalisasi merupakan karakteristik nyata dari struktur UPS. UPS mendefinisikan pekerjaan dengan jelas dan garis komando yang eksplisit. Rentang tugas dari pegawai bawah hingga manajemen puncak diatur dalam hierarki wewenang yang terdiri dari delapan tingkat manajerial. Tingginya derajat spesialisasi memungkinkan manajemen menggunakan berbagai bentuk laporan tertulis seperti lembar kerja harian yang mencatat kuota kerja setiap karyawan. Kebijakan dan praktik perusahaan dalam bentuk tertulis dan konsultasi rutin dalam penarikan tenaga kerja dan keputusan promosi. Yang jelas, UPS telah menemukan bentuk mekanistik organisasi yang cocok dengan tujuan. UPS mempunyai lebih dari 1000 perekayasa industrial dalam daftar gajinya. Pekerjaan mereka adalah menetapkan standar yang menspesifikasikan cara karyawan UPS melakukan pekerjaan mereka. Sebagai contoh, perekayasa menginstruksikan pengemudi untuk menuju ke pelanggan dengan kecepatan 3 feet per detik dan mengetok pintu. Manajemen perusahaan percaya bahwa standar bukan merupakan cara memperoleh efisiensi dan produksi, tetapi juga memberikan karyawan umpan balik. Yang penting bagaimana mereka menjalankan pekerjaannya. Akhirnya seluruh efisiensi perusahaan menjadi bukti dari penggunaan prinsip desain mekanistik. Desain Mekanistik UPS telah membantu perusahaan untuk bisa bersaing dalam bisnis pengiriman dokumen.
2. Model organisasi organik, yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi. Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda dari karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling mencolok antara kedua model itu berasal dari kriteria keefektifan yang berbeda yang ingin diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model. Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan perubahan lingkungan karena desain organisasinya mendorong untuk lebih mendayagunakan potensi manusia.
Dalam pengertian umum , model ini lebih menekankan saling hubungan dan saling ketergantungan antara unsur – unsur organisasi yang bersifat sosial dan teknologi. Organisasi dipertimbangkan sebagai serangkaian variable yang saling berhubungan sehingga jika salah satu variable berubah menyebabkan berubahnya variable lainnya.
Karakteristik dari model menurut Burns dan Stalker merupakan kebalikan dari karakteristik dari sistem tertutup yang sebagai berikut[7] :
1. Tugas yang tidak rutin berlangsung dalam kondisi yang tidak stabil
2. Pengetahuan spesialis menyebar pada tugas – tugas pada umumnya
3. Hasil lebih diutamakan
4. Konflik didalam organisasi diselesaikan dengan interaksi antara teman sejawat
5. Pencairan pertanggung jawaban ditekankan
6. Rasa pertanggungjawaban dan loyalitas seorang adalah pada organisasi secara keseluruhan
7. Organisasi dipandang sebagai struktur network yang merembes
8. Pengetahuan atau informasi dapat berada dimana saja dalam organisasi
9. Interaksi diantara orang – orang didalam organisasi cendrung bergerak horizontal
10. Gaya interaksi yang diarahkan untuk mencapai tujuan lebih bersifat saran dibandingkan pemberian instruksi
11. Hasil tugas dan pelaksanaan kerja yang baik diutamakan
12. Prestise ditentukan dari pihak luar
Kerangka dasar sistem ini memulai dari preposisi teori bahwa semua organisasi – organisasi sosial memberikan peranan tertentu. Adapun karakteristik menurut Nigro sebagai berikut :
1. Secara ajeg sistem ini mencari dan memerlukan sumber – sumber dalam bentuk material dan kemanusiaan;
2. Organisasi mentransformasi input dalam bentuk hasil–hasil seperti barang dan jasa pelayanan;
3. Sistem terbuka mengirim hasil produksinya ke pihak luar, yakni lingkungan;
4. Struktur organisasi dikembangkan sekitar aktivitas – aktivitas yang telah terpola;
5. Organisasi hidup dan menolak disorganisasi;
6. Umpan balik dalam bentuk informasi mengenai keadaan lingkungan;
7. Sistem terbuka menginginkan adanya keseimbangan dan kestabilan antara faktor – faktor didalam dan diluar organisasi;
8. Pengembangan struktural dan spesialis tugas merupakan jawaban umum dalam mencari sumber dan adaptasi.
Secara terinci, ciri-ciri organisasi model organik ini adalah sebagai berikut:
1. Disusun secara bebas, spontan, tak pasti dan fleksibel;
2. Keanggotaannya diperoleh secara sadar atau secara tidak sadar;
3. Kapan seseorang menjadi anggota sulit ditentukan;
4. Tidak ada perincian secara tegas tentang tujuan organisasi;
5. Biasanya bersifat sementara;
6. Tidak mempunyai struktur yang dinyatakan dengan baik;
7. Tidak mempunyai perincian yang tegas tentang tugas-tugas dari setiap anggota organisasi;
8. Hubungan-hubungan yang terjadi antara para anggota berlangsung secara pribadi/informal.
Contoh kasus:
AID Association Untuk Struktur Organisasi Lutherans[8]
Aid Association for Lutheran (AAL) adalah suatu perkumpulan yang bersifat persaudaraan yang mengoperasikan suatu bisnis asuransi yang besar. AAL telah mengubah organisasinya dari suatu struktur mekanistik menjadi suatu struktur organik dalam upaya untuk mengambil manfaat dari konsep tim yang mengatur diri sendiri. Sebelum reorganisasi, AAL diorganisir menurut fungsi tradisional industri asuransi, dan karyawan telah betul-betul dididik untuk berhubungan dengan pemrosesan, pertanggungjawaban, evaluasi dan fungsi pelayanan yang tinggi. Spesialisasi menghasilkan efisiensi yang berarti dalam melayani pelanggan yang membutuhkan perhatian pada satu fungsi. Tetapi bila berbagai fungsi dilibatkan, organisasi menjadi terhenti.
Manajemen AAL mengeksplorasi manfaat potensial dari menetapkan tim karyawan yang dapat menangani semua detil transaksi pelangan, apakah kesehatan, jiwa, atau asuransi kecelakaan. Tim terdiri dari individu-individu yang pertama hanya bertanggung jawab untuk fungsi, sekarang mereka bertanggung jawab pada pelanggan dan mengambil inisiatif yang membutuhkan dukungan manajemen. Sebagai hasil dari tanggung jawab tim atas manajemen mereka sendiri, tiga tingkat manajemen telah bisa dihilangkan dari organisasi. Organisasi sekarang menjadi lebih sederhana dan lebih desentralisasi dari sebelumnya karena lebih organik dan kurang mekanistik.
AAL juga mengmplementasikan suatu bentuk kompensasi karyawan dengan istilah “perhatian bagi pengetahuan” untuk mendorong karyawan mengadopsi sistem kerja baru. Memberikan individu kenaikan pembayaran untuk memperoleh tambahan pengetahuan yang memungkinkan mereka meningkatkan prestasi pekerjaan. Dalam konteks organisasi organik AAL, karyawan perlu mempelajari tidak hanya pengetahuan tehnik baru, tetapi juga pengetahuan hubungan antar orang karena bekerja dengan individu lain di dalam tim merupakan hal kritis bagi suksesnya desain organisasi baru.
Agar kita dapat dengan mudah membedakan Model Organisasi Mekanistik dengan Model Organisasi Organik, maka kami tampilkan tabel seperti berikut ini:
Tabel Perbedaan Model Mekanistik dan Organik[9]
| No | Struktur Model Mekanistik | Struktur Model Organik |
| 1. | Proses kepemimpinan tidak mencakup persepsi tentang keyakinan dan kepercayaan. Bawahan merasa tidak bebas mendiskusikan masalah dengan atasan | Proses kepemimpinan mencakup persepsi tentang keyakina dan kepercayaan antara atasan dan bawahan dalam segala persoalan. Bawahan merasa bebas mendiskusikan masalah dengan atasan. |
| 2. | Proses motivasi hanya menyadap motif fisik, rasa aman, dan ekonomik melalui perasaan takut dan sanksi. | Proses motivasi berusaha menimbulkan motivasi melalui metode partisipasi. |
| 3. | Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir ke bawah cenderung terganggu, tidak akurat, dan dipandang dengan rasa curiga. | Proses komunikasi berlangsung sedemikian rupa sehingga informasi mengalir secra bebas keseluruh organisasi yaitu ke atas, kebawah dan kesamping. |
| 4. | Proses interaksi bersifat tertutup dan terbatas | Proses interaksi bersifat terbuka dan ekstensif. |
| 5. | Proses pengambilan keputusan hanya terjadi di tingkat puncak | Proses pengambilan keputusan dilaksanakan di semua tingkatanmelalui proses kelompok. |
| 6. | Proses penyusunan tujuan dilakukan di tingkat puncak organisasi tanpa mendorong adanya partisipasi. | Proses penyusunan tujuan mendorong timbulnya partisipasi kelompok untuk menetapkan sasaran yang tinggi |
| 7. | Proses kendali dipusatkan dan menekankan upaya memperhalus kesalahan atas kekeliruan yang terjadi. | Proses kendali menyebar ke seluruh organisasi dan menekankan pemecahan masalah dan pengendalian diri sendiri. |
Kesesuaian Gaya Kepemimpinan pada Organisasi Mekanistik
Dari pembahasan mengenai ciri dan karakteristik organisasi mekanistik diatas, gaya kepemimpinan yang cocok dengan tipe organisasi tersebut yaitu gaya kepemimpinan otokratik dan kepemimpinan delegasi.
a. Tipe Kepemimpinan Otokratik[10]
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di tangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukan dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dari segala hal, dibandingkan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah. Contoh realnya adalah kepemimpinan di kemiliteran. Bentuk organisasi di militer merupakan bentuk organisasi mekanistik, formal, dan segala tugas telah ditetapkan secara jelas dari struktur dan rentang kendali yang ada. Tipe gaya kepemimpinan yang cocok pada jenis organisasi ini adalah tipe otokratik, dimana puncak pimpinan memegang kendali penuh atas perintah, dan bawahan hanya sebagai pelaksana perintah tanpa bisa memberikan pendapat.
b. Tipe Kepemimpinan Actuating[11]
Perilaku pemimpin ini rendah dukungan dan tinggi pengarahan atas tugas yang diberikan kepada bawahan. Bawahanlah yang memiliki kontrol untuk memutuskan tentang bagaimana cara pelaksanaan tugas. Pemimpin memberikan kesempatan yang luas bagi bawahan untuk melaksanakan pertunjukan mereka sendiri karena mereka memiliki kemampuan dan keyakinan untuk memikul tanggung jawab dalam pengarahan perilaku mereka sendiri. Gaya kepemimpinan actuating banyak terdapat pada struktural pemerintahan. Di Bappenas contohnya, seorang deputi dalam melaksanakan tugasnya lebih banyak mendelegasikan kepada direktur-direktur sesuai bidangnya, deputi tersebut tidak mengetahui secara detail program-program apa saja yang dilakukan oleh para direkturnya. deputi tersebut hanya memperoleh laporan secara umum atas program yang telah dilakukan.
Kesesuaian Gaya Kepemimpinan pada Organisasi Organik
Dari pembahasan mengenai ciri dan karakteristik organisasi organik, maka gaya kepemimpinan yang cocok diterapkan pada tipe organisasi ini adalah gaya kepemimpinan kendali bebas, gaya kepemimpinan partisipasi.
1. Gaya Kepemimpinan Kendali Bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkedudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
2. Gaya Kepemimpinan Partisipasi
Pemimpin dengan gaya kepemimpinan partisipasi, lebih menekankan pada dukungan tetapi rendah pengarahan, karena posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian. Pemimpin dan pengikut saling tukar-menukar ide dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Tanggung jawab pemecahan masalah dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut.
Daftar Pustaka :
[2] Ibid, hal 41-42
[5] NN, Sistem organisasi tertutup dan terbuka, http://kerajaan-semut.blogspot.com/2010/03/sistem-organisasi-tertutup-dan-terbuka.html,
[7] NN, Sistem organisasi tertutup dan terbuka, http://kerajaan-semut.blogspot.com/2010/03/sistem-organisasi-tertutup-dan-terbuka.html,
[9] NN, Model dan Teori Organisasi, http://h0404055.wordpress.com/2010/04/02/model-dan-teori-organisasi/ ,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar